hallo minna san...

wah wah wah.. riachan mau share nih salah satu keseruaan richan sama temen-temen..

ya.. salah satunya main game.

kalian tau game ini?

game ini asik banget. seru gak bikin boring, dan bikin kita semakin kreatif. melatih kita dalam segala aspek., richan sih belum shrc pastinya apa nama game ini, tapi kalo dari bentuknya sih kayak game menyusun balok-balok.

game ini memaksa kamu untuk berfikir bagaimana mengambil satu per satu balok tampa menjatuhkan bangunan tesebut.

praturannya mudah yaitu dengan mengambil satu persatu balok secara bergantian dengan ketentuan pengambilan balok hanya d perbolehkan dari baris ke 4 ke bawah dari atas ( ex 10 tingkat = tingkat ke 4 / dst kebawah yang diperbolehkan di ambil) dan kemudian menyusun nya kembali di balisan paling atas,.. dan begitu seterusnya samapai ada yang menjatuhkan bangunnan tersebut, dan orang itu pun kalah dan berhak diberi hukungan.

hukumannya juga gak sadis kok, seru-seruin aja sesuai dengan keinginnan kalian ,.

nah ini ni richan punya video unic banagt pas lagi main game ini, kalo kalian jelih, bisa langsung ketemu apa yang janggal dari video ini..

hohho... ayo tebek ya... ^ V ^   

misteri video

Posted by : Unknown 0 Comments

ohayou minna..
wow! cinta ada pandangan pertama!
whyy richan???
yap.. thissong is very very good. yeah i am mean.. bener-bener tersentuh pada saat pertama kali ditonton.. 
richan recomended banget untuk minna san tonton. okkk
so, kalo udah tonton dan suka --> download yah.. dan jangan lupa tinggalkan pesan di kolom comen ya..
siap siap terpesona ( ^ v ^ )

flumpool 「証」 Music Video (Full Chorus ver.)

Posted by : Unknown 0 Comments
hallo minna san...
sudah lama ya tak jumpa kali ini ria chan mau share tentang mannequin challenge
apasih itu????
mannequin challenge itu adalah dimana kita memose mematung selama beberapa saat 1 sampai 3 menit atau bisa lebih. dengan backsound yang telah ditentukan ,
mannequin challege ini biasanya di buat bersama-sama dengan kawan, teman, sahabat, keluarga dan lainnya.. lebih banyak lebih seru...
soo... ria chan recommended banget nih buat minna san untuk ikut berpartisipasi buat video ini biar hitzzzz...

nah ini ria chan punya contoh buat minna san pengunnjung bloger ria chan..

chek it do.....




Mannequin challege

Posted by : Unknown 0 Comments


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Maksilofasial adalah cabang ilmu prostodonsia yang berhubungan dengan restorasi atau penggantian system stomatognatik struktur wajah yang disebabkan oleh adanya penyakit, tindakan bedah dan kelainan bawaan dengan alat tiruan. Ruang lingkup protesa maksilofasial terdiri atas protesa extra-oral dan intra-oral. Protesa extra-oral adalah protesa yang merestorasi dan atau menggantikan bagian dari wajah atau struktur kepala yang hilang seperti protesa mata, protesa hidung dan protesa telinga. Protesa intra-oral adalah protesa yang merestorasi dan atau menggantikan kelainan struktur didalam rongga mulut seperti obturator pada celah palatum, speech aids, palatal lifts, dan feeding plate pada bayi.1
Protesa Maksilofasial ialah suatu tiruan atau pengganti komponen atau organ di area maksila dan wajah. Perawatan prostetik wajah masuk ke dalam lingkup kompetensi prostodontist. Beberapa jenis protesa maksilofasial antara lain pembuatan protesa hidung, telinga, mata, gigi, dlsb.
Profesi dan spesialisasi Bedah Mulut & Maksilofasial berkembang mulanya dari sebutan yang sederhana yaitu Bedah Mulut (Oral Surgery). Di banyak negara sebutan ini melekat pada dokter gigi praktisi yang mempunyai ketertarikan khusus terhadap bidang yang menyangkut aspek bedah dalam menjalankan profesinya.
Selama perjalanan kurang lebih 100 tahun, para ahli Bedah Mulut kemudian mengembangkan keterampilan dan keahlian tidak hanya menangani kelainan di sekitar mulut dan rahang, tapi juga wajah dan leher. Banyak ahli Bedah Mulut menambah pendidikannya dengan menempuh pendidikan dokter dan atau memperoleh pengalaman yang lebih dalam tentang aspek bedah secara formal. Selama tahun 80-an ekstensi perluasan dan pendalaman spesialis ini direfleksikan dengan perubahan nama menjadi Bedah Mulut dan Maksilofasial (Oral & Maxillofacial Surgery). Maxillo berasal dari bahasa latin yang berarti rahang, facial juga berasal dari bahasa latin yang menunjukan keahlian spesialisasi ini untuk melakukan tindakan bedah di daerah wajah.

1.2  Rumusan Masalah
Dalam kesempatan ini penulis akan memberikan penjabaran singkat tentang restorasi defek wajah dan bahan-bahan yang dapat digunakan pada restorasi defek wajah

1.3 Tujuan
a.    Tujuan umum
Tujuan dari penulisan karya tulis ini agara mampu lebih memahami mata kuliah maksilo fasial yang terfokus pasa restorasi defek wajah

b.    Tujuan khusus
1.    Agar penulis makin memahami materi maksilo fasial
2.    Agar lebih mengetahui tentang restorasi defek wajah
3.    Agar mengetahui bahan-bahan yang depat digunakan pada restorasi defek wajah


1.4  Manfaat Penulis
1.      Sebagai bahan acuan kasus maksilofasial.
2.      Sebagai refrensi mahasiswa teknik gigi tentang obturator.
3.      Diharapkan para pembaca dapat mengetahui tentang kegunaan atau fungsi dari  protesa obturator.
























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi maksilofasial
1.               Definisi IlmuProsthodonsia
Menurut definisi ‘ADA’ (American Dental Association), Prosthodonsiaadalahilmu dan seni pembuatan suatu penggantian yang padan (=sesuai) bagi hilangnya bagian koronal gigi, satu atau lebih dari gigi asli yang hilang serta jaringan sekitarnya, yang berkaitan dengan fungsi mulut, penampilan, rasa nyaman dan kesehatannya tidak terganngu.Ilmuprosthodonsiaterbagimenjadi 3 cabang, yaitucekat (fixed), lepasan (removable) danmaksilofasial
(Gunadi, 1991:12).
2.         PembagianIlmuProsthodonsia
Prostodonsiasecaragarisbesardibagidalam 3 cabangilmuyaitu:
a.    Prostodonsialepasan (removableprosthodontics)
Prosthodonsia lepasan adalah geligi tiruan yang menggantikan satu atau lebih, tetapi tidak semua gigi serta jaringan sekitarnya dan didukung oleh gigi dan atau jaringan dibawahnya, serta dapat dikeluar-masukkan kedalam mulut oleh pemakainya.
b.   Prosthodonsiacekat (fixedprosthodontics)
      prosthodonsia cekat adalah cabang ilmu geligi tiruan yang menyangkut penggantian dan perbaikan geligi dengan suatu penggantian tiruan yang tak dapat dilepas-lepas dari tempatnya oleh si pemakai.  

c.   Prostetikmaksilofasial (maxillofacialprosthetics)
prostetik maksilo fasial merupakan prostetik yang mengenai wajah dan tulang rahang (Gunadi, 1991:12).



2.2 Prostetik MaksiloFasial
1.     DefinisiProstetik MaksiloFasial
a.      Prostetik maksilofasialadalah subspesialisasi prostodonsia yang melibatkan rehabilitasi pasien dengan defek atau defek yang hadir saat lahir atau dikembangkan karena penyakit atau trauma. Protesa sering dibutuhkan untuk menggantikan daerah yang hilang dari tulang atau jaringan dan memulihkan fungsi oral seperti menelan, berbicara, dan mengunyah (Handayani N, 2015:126).
b.    Prostetik maksilo fasial adalah ilmu dan seni untuk mengembalikan fungsi dan estetik pada regio maksila, mandibula atau wajah yang hilang akibat pembedahan , patologi dan cacat bawaan
 (Onasis A,2015:97).


2.3 Maksilatomi
1.            Pengertian Maxillectomy
Maxillectomy adalah pengangkatan sebagian tulang maksila oleh karena suatu tumor ganas yang bisa menyerang atau melibatkan pemotongan tulang, mukosa serta sampai sinus rongga hidung atau paranasal (Beumer J,1979:200). Istilah maxillectomy merujuk pada pengangkatan maksila secara sebagian atau seluruhnya pada pasien yang menderita neoplasma jinak atau ganas. Defek maxillectomy dapat menyebabkan kesulitan dalam menelan, gangguan pengucapan, dan kerusakan wajah (Cialy JS,2015:11).

2.            Sebab dilakukan Maxillectomy
Baru-baru ini beberapa pendekatan bedah telah dianjurkan untuk mengatasi beberapa masalah yang digunakan untuk merekonstruksi rahang atas dan cacat maxillectomy. Pendekatan ini berhasil melenyapkan rahang atas dan paling sering ruang orbital dikarenakan terdapat tumor kanker yang lebih besar dan lebih luas dari daerah maksila dan menyebabkan sejumlah besar pasien dengan pasca luas cacat bedah. Mereka menutup defek,setelah mengikuti maxillectomy yang dapat diindikasikan untuk pengelolaan cacat rahang atas yang dihasilkan dari maxillectomy sebagai bagian dari pengobatan kanker
(Fattah EH,2011).
3.      Tujuan dari rehabilitas pasien dengan defek maksilektomi
a.   Untuk mengembalikan fungsi mastikasi
b.   Sebagai penampilan orofasial yang normal
c.   Untuk memperbaiki fungsi penelanan dan pengunyahan
(Cialy JS,2015:10).


2.4 Trauma maksilofasial
Trauma maksilofasial adalah suatu ruda paksayang mengenai wajah dan jaringan sekitarnya.2 Trauma pada jaringan maksilofasial dapat mencakup jaringan lunak dan jaringan keras. Yang dimaksud dengan jaringan lunak wajah adalah jaringan lunak yang menutupi jaringan keras wajah. Sedangkan yang dimaksud dengan jaringan keras wajah adalah tulang kepala yang terdiri dari :
 1.Tulang hidung
 2.Tulang arkus zigomatikus
3.Tulang mandibula
 4.Tulang maksila

2.5 Obturator
1.         Pengertian dan Fungsi Obturator
Untuk memperbaiki defek maxillectomy, di butuhkan sebuah obturator maksila,Obturatorberasaldaribahasa Latin yaitu Obturate (untuk menutupi) yangberartipiringanatauplat, baik alami atau artifisial yang digunakan untuk  menutupi terbukanya atau defek pada maksila akibat dari celah palatal atau pengangkatan sebagian atau seluruh maksila karena terdapat suatu tumor.  Glossary Of Prosthodontics Terms mendefinisikan obturator sebagai protesa maksilofasial yang digunakan untuk menutupi terbukannya jaringan karena kongential atau yang diperoleh, terutama pada bagian palatum durum atau struktur alveolar/jaringan lunak yang berdekatan (Cialy JS,2015:11). Obturatormerupakansebuahprotesa yang digunakanuntukmenutupdefekataumenjagakebersihandaerahdefek, dandapatmenjagakebersihandaerahdefekpaskaoperasi
(Glen P, 2000:476).
Fungsidariobturator, yaitu: (Handayani N, 2015:121)
a.  Menggantikanbagianmulutdandapatdigunakansebagaialat bantu makan
b.  Agar daerahlukaataudefektetapbersih, sehinggadapat mempercepat proses penyembuhan trauma ataupost surgical defect
c.   Memperbaikifungsibicara
d.  Memperbaikifungsiestetik
e.   memperbaikifungsipenelanandanpengunyahan


2.         Tujuan Pembuatan Obturator
Menurut laney tujuan pembuatan obturator pasca pembedahan untuk mengatasi  hal-hal  sebagai berikut:
a.  Memperbaiki fungsi bicara, mastikasi, dan deglutasi
b.  Membantu penyembuhan luka
c.   Memberikan dukungan fasial untuk memperbaiki penampilan
d.  Melindungi struktur-struktur anatomis yang seharusnya tertutup dari trauma
e.   Mempertahankan kesehatan mental (Handayani N,2015:127)


BAB III
PEMBAHASAN

Maxillectomy adalah pengangkatan sebagian tulang maksila oleh karena suatu tumor ganas yang bisa menyerang atau melibatkan pemotongan tulang, mukosa serta sampai sinus rongga hidung atau paranasal. Defek maxillectomy dapat menyebabkan kesulitan dalam menelan, gangguan pengucapan, dan kerusakan wajah.
Untuk memperbaiki defek maxillectomy, di butuhkan sebuah alat protesa maksilo fasial yang disebut obturator. Obturator merupakan protesa maksilo fasial yang digunakan untuk  menutupi terbukanya atau defek pada maksila akibat dari celah palatal atau pengangkatan sebagian atau seluruh maksila karena terdapat suatu tumor.
3.1. Definisi Defek Wajah

             Ketika bagian dari wajah yang hilang karena perbedaan kelahiran, luka trauma , atau pengobatan bedah penyakit , pasien mengalami hilangnya fungsi dan kualitas hidup . penciptaan perangkat palsu kustom untuk daerah wajah hilang atau rusak termasuk:

a.    nasal ( hidung )




b.    okular dan orbital ( mata dan kelopak mata )
 










      c. aurikularis ( telinga ) .

        









Setiap prostesis dirancang secara individual untuk mengembalikan keseimbangan estetika dan simetri pada wajah. Prostesis Facial meningkatkan fungsi dengan menutup cacat terbuka , melindungi jaringan sensitif , dan mendukung kacamata dan / atau alat pendengar . Anda dapat mengharapkan prostesis wajah unik dibuat untuk Anda . Segala sesuatu tentang kami proses untuk menentukan seberapa prostesis Anda akan ditahan untuk fabrikasi - dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda . Kami meniru tekstur , warna, dan tembus kulit Anda untuk membuat silikon wajah prosthesis dengan penampilan alami . Prostesis Anda akan manusia hidup , nyaman , aman , tahan lama dan aman

Cacat wajah akibat neoplasma , malformasi kongenital , atau trauma dapat restorated dengan prostesis wajah menggunakan bahan yang berbeda dan metode retensi untuk mencapai tampilan dan fungsi hidup. Untuk hasil yang sukses , banyak faktor sebagai harmoni, tekstur , pencocokan warna , dan campuran antarmuka jaringan prostesis penting . Laporan ini menggambarkan klinis pengobatan dengan menggunakan silikon prostesis dengan mekanik - desain retentined untuk pasien yang menerima rhinectomy parsial . Kerusakan yang disebabkan penyakit seperti karsinoma sel skuamosa dapat dikelola dengan rehabilitasi prostetik sehingga pasien lebih nyaman dan percaya diri melanjutkan aktivitas sehari-hari biasa . Retensi mekanis saja sudah cukup untuk mempertahankan prostesis , dengan demikian prostetik perekat tidak diperlukan .

3.2. Macam – macam Defek Wajah

Ø                                      Sumbing Bibir - Bibir Sumbing atau Bibir Kelinci adalah cacat lahir di mana bibir atas dibagi atau terpisah  baik di tengah, di satu sisi atau di kedua sisi
Bibir sumbing memiliki beberapa jenis dengan kasus dan penanganan yang berbeda berikut macam macam bibir sumbing yaitu:
1. Unilateral Incomplete
Unilateral incomplete merupakan salah satu jenis defek pada wajah , dimana celah pada bibir hanya terdapat pada satu bagian bibir saja, dan celah tersebut tidak membesar sampai ke bagian hidung.

2. Unilateral Complete
Unilateral complete merupakan suatu jenis dari defek, dimana celah pada bibir membesar dan mencapai bagian hidung. Namun demikian, celah pada bibir hanya terdapat pada satu sisi bibir saja, sama seperti unilateral incomplete.
3. Bilateral Complete
Bilateral complete merupakan salah satu jenis defek wajah yang parah dan sangat mengganggu. Jenis bilateral complete ini berarti celah pada bibir sudah melebar mencapai bagian hidung, dan juga celah terbentuk pada kedua sisi bibir penderitanya.
Cleft palate adalah suatu kondisi ketika ada celah sumbing atau langit-langit dalam atau bagian yang dalam    
Ø  Facial Sumbing - Ini adalah Wajah Cacat / Kelainan bentuk di mana tulang atau kulit di tengah wajah mungkin hilang .
Ø  Craniosynostosis - Ini adalah Cacat Wajah bawaan di mana jahitan ( sendi fibrosa ) dari tulang tengkorak sekering tidak tepat dan prematur .
Ø  Plagiocephaly - Dalam hal ini jenis Wajah Cacat / Kelainan bentuk , dahi dan alis berhenti tumbuh . Wajah ini Cacat / Kelainan bentuk menghasilkan mendatarkan dahi dan alis di sisi yang terkena sementara dahi pada sisi yang berlawanan cenderung terlalu menonjol.
Ø  Brachycephaly - Jenis Kelainan bentuk Craniofacial mengacu pada daerah dahi lebar dan tinggi untuk menjadi lebar dan tinggi dan mata mungkin tampak lebar .
Ø  Trigonocephaly - Dalam hal ini jenis Wajah Cacat / Kelainan bentuk , dahi tampak menunjuk , seperti segitiga , dengan mata erat ditempatkan . Wajah ini Cacat terjadi karena penutupan jahitan yang berjalan dari atas kepala di tengah dahi , menuju hidung .
Ø  Scaphocephaly - Jenis Wajah Cacat / Deformitas terjadi ketika jahitan yang berjalan depan ke belakang , di tengah bagian atas kepala sekering prematur . Akibatnya , bentuk tengkorak menjadi panjang dan sempit . Tengkorak panjang dari depan ke belakang dan mempersempit dari telinga ke telinga .
Ø  Cerebral Facial - ini terjadi karena kelumpuhan saraf wajah . Dalam jenis Cacat Wajah , ada kehilangan kontrol atas ekspresi wajah .
Ø  cacat dagu - Dalam jenis ini Wajah Cacat / Kelainan bentuk dagu biasa kecil                ( mirognathia ) atau mungkin luar biasa besar ( macrognathia ).
Ø  Atas Jaw ( rahang ) Deformitas - Salah satu jenis yang paling umum dari Upper Jaw ( rahang ) Kelainan bentuk ini disebut kelebihan maxillary vertikal . Dalam Cacat wajah , ada kelebihan tulang rahang atas , wajah tampak panjang , dagu dan hidung tersembunyi besar pada tampilan profil .
 Rendah Jaw ( mandibula ) Deformitas - Ada dua cacat mandibula paling umum, kelebihan mandibula ( tonjolan ) dan defisiensi mandibula ( retrusi ) .
 Deformational plagiocephaly - ini mengacu pada bentuk asimetris kepala dari tekanan berulang pada daerah yang sama dari kepala . Jenis Cacat Craniofacial biasanya hasil dari menjaga kepala bayi dalam satu posisi untuk jangka waktu yang lama atau juga disebabkan tortikolis yang kemiringan terus-menerus dari kepala ke satu sisi .
Ø  Malformasi vaskular - Juga dikenal sebagai lymphangioma , malformasi anteriovenous atau gigantisme vaskular . Malformasi vaskular yang hadir pada saat lahir dan bertambah besar sebagai anak tumbuh .
Ø  Hemangioma - Juga dikenal sebagai port wine stain , Hemangioma strawberry dan koyo salmon . Ini juga disebut tanda lahir dan sebagian besar yang hadir pada saat lahir ( kongenital ) .
Ø  Microsomia hemifacial - Di Wajah ini Cacat , jaringan lunak dan tulang dari daerah telinga , mulut dan rahang pada satu sisi wajah berada di bawah dikembangkan .
Ø  Microtia - Dalam Kelainan bentuk wajah , telinga pada satu atau kedua belah pihak tidak tumbuh dengan baik dan bisa disertai dengan atresia dari kanal telinga .


3.3 Klasifikasi Cleft Lip Palate
1. Celah Bibir dan Palatum Unilateral
Cacat celah bibir dan celah langit-langit terjadi hanya di satu sisi kiri atau kanan pasien, celah ini melewati area pre-maxilla kiri dan kanan, melalui foramen incisivus hingga palatum keras dan lunak. Celah ini membagi palatum menjadi bagian mayor (palatum dan pre-maxilla) dan minor (hanya palatum keras).

2. Celah Bibir dan Palatum Bilateral :
Cacat celah bibir dan langit-langit ini terjadi di dua sisi kiri dan kanan pasien, celah ini melewati dua sisi dari pre-maksila, melewati foramen incisivus hingga palatum keras dan palatum lunak, kurangnya kontrol dari bibir pada pre-maksila, bagian ini sering terlihat sangat menonjol pada saat lahir.
3. Celah Palatum
Terjadi di daerah langit-langit, celah palatum ini luasnya dapat bervariasi dalam arah posterior hingga celah pada palatum lunak.
3.4. Penyebab Celah Bibir dan Palatum
Penyebab kasus kelainan ini disebabkan dua faktor utama: herediter (genetika) dan lingkungan.
1. Herediter atau Genetika
Faktor ini biasanya diturunkan secara genetik dari riwayat keluarga yang mengalami mutasi genetik (Hukum Mendel berlaku).Menurut salah satu literatur, Schroder mengatakan bahwa 75% dari faktor keturunan yang menimbulkan celah bibir adalah resesif dan hanya 25% bersifat dominan. Dengan demikian misalnya dari seorang ibu menghasilkan 4 orang anak, 1 anak kemungkinan mengalami kasus kelainan bibir sumbing.

2. Lingkungan
*  Untuk faktor lingkungan, lebih diutamakan faktor-faktor yang mempengaruhi seorang ibu pada masa kehamilan.
Usia kehamilan yang rentan saat pertumbuhan embriologis adalah trimester pertama (lebih tepatnya 6 minggu pertama sampai 8 minggu) karena pada saat ini terjadinya proses pembentukan jaringan dan organ-organ dari calon bayi.
*  Teratogenik, yang disebabkan oleh obat-obatan tertentu yang dikonsumsi.
3.5. Pemeriksaan Kelainan Kongenital Skeletal
1. Tes darah
Jenis pemeriksaan ini dianjurkan dokter setelah Anda dinyatakan positif hamil. Contoh darah akan diambil untuk diperiksa apakah terinfeksi virus tertentu atau resus antibodi. Contoh darah calon ibu juga digunakan untuk pemeriksaan hCG. Dunia kedokteran menemukan, kadar hCG yang tinggi pada darah ibu hamil berarti ia memiliki risiko yang tinggi memiliki bayi dengan sindroma Down.

2. Alfa Fetoprotein (AFP)
Tes ini hanya pada ibu hamil dengan cara mengambil contoh darah untuk diperiksa. Tes dilaksanakan pada minggu ke-16 hingga 18 kehamilan. Kadar Maternal-serum alfa-fetoprotein (MSAFP) yang tinggi menunjukkan adanya cacat pada batang saraf seperti spina bifida (perubahan bentuk atau terbelahnya ujung batang saraf) atau anencephali (tidak terdapatnya semua atau sebagian batang otak). Kecuali itu, kadar MSAFP yang tinggi berisiko terhadap kelahiran prematur atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah.
3. Sampel Chorion Villus (CVS)

Tes ini jarang dilakukan oleh para dokter karena dikhawatirkan berisiko menyebabkan abortus spontan. Tes ini dilakukan untuk memeriksa kemungkinan kerusakan pada kromosom. Serta untuk mendiagnosa penyakit keturunan. Tes CVS ini mampu mendeteksi adanya kelainan pada janin seperti Tay-Sachs, anemia sel sikel, fibrosis berkista, thalasemia, dan sindroma Down.

4. Ultrasonografi (USG)
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan struktural pada janin, seperti; bibir sumbing atau anggota tubuh yang tidak berkembang. Sayangnya USG tidak bisa mendeteksi kecacatan yang disebabkan oleh faktor genetik. Biasanya USG dilakukan pada minggu ke-12 kehamilan. Pada pemeriksaan lebih lanjut USG digunakan untuk melihat posisi plasenta dan jumlah cairan amnion, sehingga bisa diketahui lebih jauh cacat yang diderita janin.
Kelainan jantung, paru-paru, otak, kepala, tulang belakang, ginjal dan kandung kemih, sistem pencernaan, adalah hal-hal yang bisa diketahui lewat USG.

5. Amiosentesis
Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 tahun. Karena hamil di usia ini memiliki risiko cukup tinggi. Terutama untuk menentukan apakah janin menderita sindroma Down atau tidak. Amniosentesis dilakukan dengan cara mengambil cairan amnion melalui dinding perut ibu. Cairan amnion yang mengandung sel-sel janin, bahan-bahan kimia, dan mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang susunan genetik, kondisi janin, serta tingkat kematangannya.
 Tes ini dilakukan pada minggu ke-16 dan 18 kehamilan. Sel-sel dari cairan amnion ini kemudian dibiakkan di laboratorium. Umumnya memerlukan waktu sekitar 24 sampai 35 hari untuk mengetahui dengan jelas dan tuntas hasil biakan tersebut.

6. Sampel darah janin atau cordosentesis
Sampel darah janin yang diambil dari tali pusar. Langkah ini diambil jika cacat yang disebabkan kromosom telah terdeteksi oleh pemeriksaan USG. Biasanya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu. Tes ini bisa mendeteksi kelainan kromosom, kelainan metabolis, kelainan gen tunggal, infeksi seperti toksoplasmosis atau rubela, juga kelainan pada darah (rhesus), serta problem plasenta semisal kekurangan oksigen.

7. Fetoskopi
Meski keuntungan tes ini bisa menemukan kemungkinan mengobati atau memperbaiki kelainan yang terdapat pada janin. Namun tes ini jarang digunakan karena risiko tindakan fetoskopi cukup tinggi. Sekitar 3 persen sampai 5 persen kemungkinan kehilangan janin. Dilakukan dengan menggunakan alat mirip teleskop kecil, lengkap dengan lampu dan lensa-lensa.
Dimasukkan melalui irisan kecil pada perut dan rahim ke dalam kantung amnion. Alat-alat ini mampu memotret janin. Tentu saja sebelumnya perut si ibu hamil diolesi antiseptik dan diberi anestesi lokal

8. Biopsi kulit janin
Pemeriksaan ini jarang dilakukan di Indonesia. Biopsi kulit janin (FSB) dilakukan untuk mendeteksi kecacatan serius pada genetika kulit yang berasal dari keluarga, seperti epidermolysis bullosa lethalis (EBL). Kondisi ini menunjukkan lapisan kulit yang tidak merekat dengan pas satu sama lainnya sehingga menyebabkan panas yang sangat parah. Biasanya tes ini dilakukan setelah melewati usia kehamilan 15-22 minggu.

      
3.6  Restorasi defek wajah
a.    Keterbatasan  prostodontis
·           Material yang tidak cukup tersedia
·           Adanya jaringan dasaryang bergerak
·           Kesulitan dalam melekatkan protesa yang luas/ besar
·           Kemampuan penderita unuk menerima hasil akhir
b.  Batas penerimaan pasien  terhadap protesa wajah
·           Paling tinggi (terbaik) protesa hidung total
·           Paling rendah (terburuk) protesa muka tengah dan mata
·           Sedang : protesa telinga
c.   Syarat bahan yang digunakan untuk pembuatan protesa wajah
1)     Estetika
·         Tidak menjadi perhatian
·         Dapat beradaptasi dengan baik dengan detail yang halus
·         Warna, tekstur, bentuk serupa dengan aslinya
2)     Pembuatan
·           Bahan mudah diproses dengan alat sederhana
·           Pada saat polimerisasi bahan bersifat bertemperatur rendah
·           Bahan dapat dengan arna intrinsik dan ekstrinsik
3)     Sifat-sifat fisik
·      Bersifat fleksibel pada jar.bergerak
·      Dimensi stabil
·      Ringan
·      Kakeuatan bag.tepi baik
·      Tidak berubah karna perubahan temperaur
4)     Sifat biologi dan kimia
·      Tahan terhadap lingkungan
·      Tidak bersifat toksik, alergi,karsiogenik
·      Dapat bersatu dengan jar.hidup
·      Tahan terhadap pewarnaan
·      Tidah mudah terurai, min 6 bulan

3.4   Macam-macam bahan yang dapat digunakan
1.    Akrilik Resin

·         Keuntungan
a.  Mudah dibersihkan
b.  Warna stabil
c.   Dapat dilakukan pewarnaan ekstrinsik
d.  Tidak mudah pecah
e.   Mudah dilakukan preparasi
·         Kerugian
a.  Kaku
b.  Termal konduktif
c.   Tidak dapat dibuat duplicat
d.  Konver tidak didapat


2.    Akrilik Polimer
Sifat : lunak dan elastik
·         Kerugian
a.  Kakuatan tepi buruk
b.  Mudah rusak
c.   Warna budah berubah
d.  Prosesing dan pewarnaan sulit

3.    Polivinyl dan Kopolimer
Merupakan camburan dari bahan polivinil choride yang bersifat keras, tidak berbau, dan tidak berasa dengan  plasticiser yang bersifat prosesing yang baik.
Sifat : termoplastis , temperatur tinggi, dan tahan samapai 6 bulan
·         Keuntungan
a.  Fleksibel
b.  Pewarnaan mudah
c.   Hasil baik diawal bila dimanipulasi dengan baik

·         Kerugian
a.  Terjadi berubahan warna dan pengerasan bagian tepi
b.  Bag.tepi mudah  robek jika dibuat tipis
c.   Mudah mengalami staining
d.  Mudah berubah warna
e.   Kurang translusen
f.    Stabilitas dimensi buruk
g.     Poliurethane Elastomer
Jenis yang digunakan : EPHITANE-3

·         Keuntungan
a.  Dapat dibuat elastis
b.  Kekuatan tepi baik bahkan tipis sekalipun
c.   Fleksibel





·         Kerugian
a.  Sulit diproses
b.  Warna tidah stabil b ia terkena sinar UV dan CO
c.   Pewarnaan ekstrinsik mudah hilang
d.  Tahan sampai  ±6 bulan
e.   Pelekatan dengan sifat adhesi sulit


4.    Silikon
·         Kekurangan
a.  Mudah robek
b.  Pewarnaan sulit
c.   Opak >menghasilkan protesa yang kurang hidup dan berkesan dingin
Macam-macam silikon:
1)    HTV (Heat Tmperatur Vulcanization)
Cara memperoses HTV adalah dengan pemanasan kering vulkanisasi menggunakan oven dengan tempratur tinggi
·         Keuntungan
1.    Stabilitas tempratur sangat baik
2.    Warna stabil
3.    Dapat dibuat duplikat


·         Kerugian
1.      Estetik kurang
2.      Kekuatan tepi kurang, diperlukan nylon agar kuat
3.      Warna opak terkesan dingin
4.      Pewarnaak instrinsik dan ekstrinsik sulit
5.      Butuh mold silioane


2)    Room Tempratur Vulcanized Silicone
Komposisi sama seperti HTV dengan tambahan vinil dan hidrid yang mengandung silixoanes dan berpolimerisasi dengan asam katakis kloplatinik, sistem vulkanizing bahan in adalah pada suhu kamar
Klasifikasi silikon:
1.    Implant Grde
2.    Medical Grade
3.    Clean Grade
4.    Industrial Grade


3.5    Macam-macam pewarnaan
A.     Intrinsik
B.     Ekstrinsik
C.     Kombinasi
·         Penggunaan dengan pewarnaan intrinsik hasil lebih baik tetapi prosesing sulit

3.6   Pewarnaan
·         Enamel porcelain
·         Ceramics
·         Artlst’s paint
·         Water soluble dyes
·         Celluloid paint
·         Photogragrahic stains
·         Acrilic resin stains
·         Food coloring
·         Oil colors
·         Dry-earth pigments
·         Nylon flockings
·         Comersial cosmetics
·         Cermic pigments

3.7   Penyebab terjadinya defek wajah
 Cacat Wajah / Cacat adalah cacat dalam pertumbuhan tengkorak dan tulang wajah . Ini adalah kelainan bawaan ( hadir sejak lahir) dan dapat dikoreksi dengan operasi rekonstruksi . Wajah Cacat / Cacat dapat Cacat Craniofacial ( mempengaruhi tengkorak ) , maksilofasial Cacat ( mempengaruhi rahang atas ) dan Cacat Dentofacial.
Penyebab trauma maksilofasial bervariasi, mencakup kecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik,terjatuh, olah raga dan trauma akibat senjata api. Kecelakaan lalu lintas
adalah penyebab utama trauma maksilobasial yang dapat membawa kematian dan kecacatan pada orang dewasa secara umum dibawah usia 50 tahun dan angka terbesar biasanya terjadi pada pria dengan batas usia 21-30 tahun
Bagi pasien dengan kecelakaan lalu lintas yang fatal menjadi masalah karena harus rawat inap di rumah sakit dengan cacat permanen yang dapat mengenai ribuan orang per tahunnya. Berdasarkan studi yang dilakukan, 72% kematian oleh trauma maksilofasial paling banyak disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (automobile).9 Berikut ini tabel etiologi trauma maksilofasial.

Tabel 1.
 Etiologi trauma maksilofasial (Pedersen GW. Buku ajar praktis bedah mulut. Alih bahasa, Purwanto, Basoeseno, Jakarta: 1987 : 222)

Penyebab
Persentase (%)
Dewasa
Kecelakaan lalu lintas
Penganiayaan / berkelahi
Olahraga
Jatuh
Lain-lain
40-45
10-15
5-10
5
5-10
Anak-anak
Kecelakaan lalu lintas
Penganiayaan / berkelahi
Olahraga (termasuk naik sepeda)
Jatuh
10-15
5-10
50-65
5-10




3.8   Klasifikasi
Trauma maksilofasial dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu trauma jaringan keras wajah dan trauma jaringan lunak wajah. Trauma jaringan lunak biasanya disebabkan trauma benda tajam, akibat pecahan kaca pada kecelakaan lalu lintas atau pisau dan golok pada perkelahian
1.    trauma jaringan lunak wajah
Luka adalah kerusakan anatomi, diskontinuitas suatu jaringan oleh karena trauma dari luar.11,10
Trauma pada jaringan lunak wajah dapat diklasifikasikan berdasarkan: 3,10,11
1. Berdasarkan jenis luka dan penyebab
a. Ekskoriasi
b. Luka sayat, luka robek , luka bacok.
c. Luka bakar
d. Luka tembak

2. Berdasarkan ada atau tidaknya kehilangan jaringan
3. Dikaitkan dengan unit estetik

.

2.  trauma jaringan keras wajah

           
Klasifikasi trauma pada jaringan keras wajah di lihat dari fraktur tulang yang terjadi dan dalam hal ini tidak ada klasifikasi yg definitif. Secara umum dilihat dari terminologinya ( pengistilahan ) :
I. Tipe fraktur

   1. Fraktur simpel
• Merupakan fraktur sederhana, liniear yang tertutup misalnya pada kondilus, koronoideus, korpus dan mandibula yang tidak bergigi.
• Fraktur tidak mencapai bagian luar tulang atau rongga mulut. Termasuk greenstik fraktur yaitu keadaan retak tulang, terutama pada anak dan jarang terjadi.

  2. Fraktur kompoun
Fraktur lebih luas dan terbuka atau berhubungan dengan jaringan lunak
• Biasanya pada fraktur korpus mandibula yang mendukung gigi, dan hampir selalu tipe fraktur kompoun meluas dari membran periodontal ke rongga mulut, bahkan beberapa luka yang parah dapat meluas dengan sobekan pada kulit.

 3. Fraktur komunisi
• Benturan langsung terhadap mandibula dengan objek yang tajam seperti peluru yang mengakibatkan tulang menjadi bagian bagian yang kecil atau remuk.
• Bisa terbatas atau meluas, jadi sifatnya juga seperti fraktur kompoun dengan kerusakan tulang dan jaringan lunak.

 4. Fraktur patologis

• keadaan tulang yang lemah oleh karena adanya penyakit penyakit tulang, seperti Osteomyelitis, tumor ganas, kista yang besar dan penyakit tulang sistemis sehingga dapat menyebabkan fraktur spontan.



3.9  Restorasi defek wajah
Defek wajah terjadi karna banyak hal yaitu karna kecelakaan, trauma , tumor / kangker dan juga arna bawaan lahir.

3.10. Prosedur pembuatan protesa pada wajah
Penyebab dibutuhkannya pembuatan restorasi wajah..
Karena : Cacat pada daerah muka akan merupakan gangguan estetika, dan fungsi.  Terutama gangguan estetika akan mempengaruhi rasa percaya diri seseorang.  Pemulihan estetika akan membantu meningkatkan kembali rasa percaya diri.
Selain untuk pembuatan prostesis maksilofasial  model muka yang dihasilkan dapat dipakai untuk keperluan lain.  Prostesis maksilofasial adalah   restorasi   atau   penggantian   bagian   yang   cacat   pada sistem stomatognatik  pada  struktur  bagian  muka dengan  suatu  prostesi
a.Bahan cetak untuk pencetakan muka
Untuk pembuatan prostesis maksilofasial dapat digunakan beberapa jenis bahan cetak yang dipakai di bidang kedokteran gigi.   Secara umum dapat dibagi atas dua macam bahan cetak
1 Bahan cetak fleksibel
*Hidrokoloid Reversibel (Reversible Hydrocolloid)
Bahan  ini  bersifat  thermoplastis  dan  dapat  dipakai  beberapa  kali. Untuk dapat dicetakan harus dipanaskan terlebih dahulu   pada tempat pemanasan khusus sampai cukup plastis.   Karena perlu tempat khusus untuk pemanasan pemakaiannya kurang praktis.
Apabila   terlalu   panas   karena   pemanasan   tidak   terkontrol   akan mengiritasi  permukaan yang akan dicetak.   Selain itu pemakaian yang berulang dianggap kurang kurang higienes.
Permukaan hasil cetakan lbersih, tajam, dan akurat.   Daerah-daerah gerong  tercetak  dengan  baik.
* Alginat (Irreversible Hydrocolloid)
Bahan  cetak  alginat  merupakan bahan  cetak  yang  paling  banyak dipakai di bidang kedokteran gigi.  Tersedia dalam bentuk bubuk yang biila dicampur dengan air akan terbentuk adonan cair (fluid sol) bersifat plasti

 Silikon
Bahan  cetak  Silikon  dibandingkan  bahan  cetak  fleksibel  lain akan menghasilkan model yang lebih akurat, dan pemakaiannya lebih mudah. Ada dua jenis bahan cetak silikon
·        Polysiloxanes

Keuntungan bahan ini adalah: Waktu kerja (working time) 5-7 menit; Baunya enak; Cukup ulet; Recovery terhadap deformasi sangat bagus; Ada yang bersifat hydrophobic” sehingga mengganggu bentuk model; Sebaiknya hasil cetakan dicor dalam 1 jam
·        Polyvinyl siloxanes

Bahan ini : Paling akurat; Paling sedikit mengalami pengerutan polimerisasi; Distorsi  sangat  rendah;  Recovery”  deformasi  cepat;  Sangat  ulet; Waktu kerja

3-5 menit; Ada yang hidrophilik dan yang hidrophobik; Masih dapat dicor sampai 1 miggu setelah pencetakan.



2.Bahan cetak kaku

·        Gips (Plaster of Paris)

Bahan cetak gips sudah lama digunakan di bidang kedokteran gigi. Tersedia dalam bentuk bubuk yang harus dicampur dengan air.  Sebelum mengeras adonan yang dihasilkan mempunyai daya alir (flow) yang tinggi. Sifat ini memungkinkan bahan cetak dapat mengalir ke tempat-tempat yang sempit  sehingga  hasil  cetakan cukup  akurat.   Gips  sebagai  bahan  cetak harus dapat mengeras dengan cepat.   Kekurangan dari bahan gips cetak ialah karena bersifat kaku setelah mengeras,   waktu melepaskan cetakan dari objek yang dicetak tidak dapat melewati gerong.  Selain itu pada oroses pengerasan  timbul  panas  yang  mungkin  dapat  mengganggu  objek yang dicetak

·        Orthopedic Plaster Band

Bahan cetak ini adalah gips cetak yang sudah ditaburkan pada kain kasa seperti yang dipakai di bidang ortopedi.   Pemakaian untuk mencetak muka ialah orthopedic band di potong-potong dalam ukuran kecil.  Kemudian setiap potongan kain kasa bertabur gips cetak dicelupkan pada air dan ditempelkan pada muka, atau potongan-potongan kecil disusun dulu pada muka, dan bila sudah tersusun dengan baik dibasahi dengan air.
*Kompon Cetak

Bahan kompon merupakan bahan yang bersifat plastis bila dipanasi (thermoplastic).    Bila akan digunakan untuk mencetak direndam dulu pada air panas agar bersifat plastis.  Setelah menjadi dingin akan kembali bersifat kaku sehingga kurang baik untuk cetakan bagian gerong.   Apabila kurang plastis  akan  menekan  jaringan waktu  dicetakan,  sehingga  jaringan  lunak akan mengalami distorsi.   Bila dipanaskan dengan temperatur terlalu tinggi agar lebih plastis, temperatur yang terlalu tinggi akan mengiritasi.

Pemilihan bahan cetak mana yang akan dipakai tergantung dari hasil model yang akan diperoleh.  Apabila ingin sangat akurat dipakai hidrokoloid reversibel atau plaster.  Apabila ingin memperoleh detail yang baik dengan cepat dipakai alginat atau silikon.  Untuk memperoleh bentuk kontur secara umum  akan  tetapi  tidak  detail digunakan  orthopedic  plaster  bands,  atau kompon cetak

8
 
3.11 TEKNIK PENCETAKAN DENGAN BAHAN CETAK ALGINAT

·        bahan dan alat bantu:

-1 kg Alginat;
-2 kg gips;
-Lilin model;
-Lilin mainan/kapas;
 -2 Rubberbowl ukuran besar+spatel;
-Kuas;
-gliserin atau minyak;
-Air bersih 1 ember + siuk;
-2 Kain lap;
-Pisau gips;
-paper clips;
-Kain penutup muka;
-2 slang karet seukuran lobang hidung, panjang ±10 cm;
-3 Kain handuk ukuran sedang
Lihat gambar di bawah ini
A.Pasien berbaring horizontal,di tutup kain dengan bagian muka terbuka
B.Daerah yang akan di cetak di beri boxing
     

c. Pencetakan:

1.  Pasien diberi penjelasan apa yang akan dilakukan; agar tetap bersika
tenang;    mata    ditutup;    sampai bahan cetak mengeras

terta
 
tidak mengernyitkan muka / tersenyum / yakinkan bahwa tidak ada bahaya apapun.

2.  Posisi muka pasien horisontal / hampir horisontal.  Pasien berbaring di atas dental chair atau pada meja dengan kepala diberi bantal.

3.  Muka pasien dibersihkan dengan air

4.  Alis, bulumata, kumis, atau janggut diolesi sedikit dengan minyak

5.  Boxing dari karton/lilin model setinggi ± 2 cm dipasangkan sekeliling bagian  muka  yang  akan  dicetak, dan  bagian  dasarnya  yang  masih terbuka ditutup dengan lilin mainan atau dengan kapas
6.  Buat  3  takaran  adonan  pertama alginat  encer  (bubuk:air  =1:2), dan segera  dioleskan  pada  muka  di tempat-tempat  yang  sempit  (sekitar mata, hidung. bibir).
7.  Segera buat ½ kg adonan kedua alginat encer (1½ :2), dan segera dituangkan diatas muka sambil diratakan.  Ketebalan alginat ±½ cm.
8.  Sebelum alginat mengeras tempelkan paper clips pada permukaannya
9.  Segera buat ½ kg adonan kedua alginat encer (1½ :2), dan segera dituangkan diatas muka sambil diratakan.  Ketebalan alginat ±½ cm
10. Sebelum alginat mengeras tempelkan paper clips pada permukaanny
11. Tunggu sampai alginat mengeras

Apliksikan terlebih dahulu adonan encer bahan cetak di tempat- tempat sempit.
A= aplikasi adonan encer  alginat.
B= pemasangan paper clips.
C= aplikasi gips penyangga.
D= pencetakan lengkap


12. Buat   adonan   gips   yang cukup tuangkan dan ratakan
13. Apabila  gips  sudah  mengeras,  pasien  diminta  untuk  mengernyitkan muka agar lepas dari bahan cetak
14. Keseluruhan unit cetakan dilepas dengan cara ditarik perlahan-lahan dengan hati-hati
15. Periksa hasil cetakan negatif
16. Cetakan negatif segera dicor dengan gips batu, dan ditunggu sampai mengeras
17. Pinggiran model muka dirapihk


BAB IV
PENUTUP
1.1      Kesimpulan
Protesa Maksilofasial ialah suatu tiruan atau pengganti komponen atau organ di area maksila dan wajah. Perawatan prostetik wajah masuk ke dalam lingkup kompetensi prostodontist. Beberapa jenis protesa maksilofasial antara lain pembuatan protesa hidung, telinga, mata, gigi, dlsb
Dalam pembuatan restorasi defek wajah ada beberapa bahan yang dapat digunakan ,yaitu :
1.              Akrilik resin
2.              Akrilik polimer
3.              Polivinyil dan koolimer
4.              Poliurenthane elastomer
5.              Silokon
a)    HTV
b)    Room temprature vulcanized silicone
Adanya penyebab terjadinya defek pada wajah yaitu:
1.    Kecelakaan
2.    Trauma
3.    Tumor / Kanker
4.    Kongenital / Cacat Bawaan Lahir

 

DAFTAR PUSTAKA
·         KTI EVI MARTINA (2016)
·         Gunadi
·         Himawan, Sutisna.1973.Patologi.Jakarta: Universitas Indonesia
·         file:///G:/gdagu.pdf

8
















DAFTAR PUSTAKA
·         KTI EVI MARTINA (2016)
·         Gunadi
·         Himawan, Sutisna.1973.Patologi.Jakarta: Universitas Indonesia
·         file:///G:/gdagu.pdf

  

MAKSILOFACIAL

Posted by : Unknown 0 Comments

Popular Posts

- Copyright © RiChan ^^ - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -